TikTok emang nggak pernah kehabisan bahan buat viral, Setiap minggu rasanya ada aja tren baru yang muncul, dari yang lucu, unik, sampai yang bikin angkat alis. Nah, belakangan ini ada satu tren yang lagi rame banget diperbincangkan: “Joy Yep Yep.” Kalau kamu aktif di TikTok, pasti udah nggak asing sama suara khas dan ekspresi nyeleneh dari video-videonya. Tapi di balik semua kelucuan itu, ternyata tren ini juga menuai kontroversi dan bikin netizen terpecah dua antara yang ikut-ikutan dan yang bilang “Rusak anjir!”
Fenomena ini sebenarnya berawal dari karakter Joy di game Mobile Legends, tapi makin lama kontennya makin liar dan jadi lahan buat komentar-komentar absurd bahkan sedikit nyerempet hal-hal yang bikin orang geleng-geleng. Dari yang cuma iseng, banyak yang akhirnya nyebut tren ini nggak sehat karena seringkali menyimpang dari konteks awalnya.
Apa Itu Joy Yep Yep?
Dalam Mobile Legends, setiap hero punya animasi saat melakukan recall yaitu momen ketika mereka balik ke base setelah bertarung. Nah, si Joy ini punya animasi recall yang, kalau dilihat dari angle tertentu, kayak lagi nungging. Ditambah lagi dengan ekspresi wajah Joy yang cheerful dan suara “Yep Yep” yang imut-imut, momen itu jadi terkesan ambigu dan… ya, bisa bikin mikir ke arah yang aneh-aneh, terutama kalau yang nonton niatnya udah ‘salah’.
Nah, dari sinilah tren “Joy Yep Yep” meledak. Banyak konten kreator di TikTok yang ngambil cuplikan gameplay itu dan mulai mengeditnya dengan gaya over-the-top: dari efek green screen, ekspresi wajah lebay, sampe komentar nyeleneh kayak “Kok gua aceng ya?”, “Masa ke kamar mandi lagi sih?”, dan “Kita paksa walaupun nggak muat.” Bukan cuma jadi bahan candaan, tren ini juga sempat memicu perdebatan soal batas antara lucu dan cabul di dunia maya.
Buat sebagian orang, ini cuma hiburan absurd khas TikTok. Tapi buat yang lain, tren ini dianggap udah kelewat batas karena memanfaatkan karakter fiksi cewek muda dengan cara yang enggak sehat. Akhirnya, “Joy Yep Yep” bukan cuma jadi konten viral biasa, tapi juga topik diskusi panas tentang etika digital dan batasan kreativitas online.
Kontroversi dan Kritik terhadap Tren Joy Yep Yep
Sayangnya, tren ini nggak lepas dari sisi gelap. Banyak banget komentar-komentar yang dinilai nggak pantas dan terlalu vulgar, apalagi mengingat karakter Joy digambarkan seperti remaja atau anak kecil. Komentar kayak, “Gua ke kamar mandi dulu bentar,” atau “Ini kenapa gua deg-degan ya?” mulai ramai di berbagai video Joy Yep Yep. Ada juga yang terang-terangan komentar soal bagian tubuh Joy atau posisi nungging-nya saat recall. Ini yang bikin banyak orang mulai merasa tren ini udah melenceng dari jalurnya.
Apalagi konten yang viral seringkali ditonton anak-anak atau remaja. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena bisa memicu normalisasi fantasi seksual terhadap karakter fiksi yang “dilihat” sebagai anak di bawah umur. Meskipun ini hanya karakter game, banyak yang menilai bahwa arah kontennya sudah kelewat batas etika
Perdebatan makin memanas ketika beberapa netizen mulai menyuarakan keresahan tentang bagaimana tren ini bisa mengaburkan batas antara hiburan dan fantasi tidak sehat. Ada yang bilang, “Ini cuma game, jangan dibawa serius.” Tapi ada juga yang tegas menyatakan bahwa mengobjektifikasi karakter cewek, meskipun fiksi, tetap berbahaya.
Kritik lainnya datang dari komunitas gamer perempuan yang merasa bahwa karakter perempuan di game sering kali terlalu “seksualisasi” sejak desain awalnya. Joy, meskipun terlihat ceria dan lincah, tetap memiliki pose dan animasi yang dianggap terlalu provokatif jika dilihat dari angle tertentu. Saat ini digunakan dalam video berulang-ulang dan diberi bumbu komentar vulgar, masalahnya jadi makin besar.
Kesimpulan
Fenomena Joy Yep Yep di TikTok memang jadi bukti betapa cepat dan liarnya tren bisa berkembang di dunia maya. Dari suara lucu karakter game, tren ini berubah jadi ajang hiburan sekaligus kontroversi. Di satu sisi, ada kreativitas dan komunitas aktif, tapi di sisi lain muncul komentar serta konten yang melewati batas. Penting banget buat kita tetap kritis, bijak, dan sadar batasan saat mengikuti tren online, supaya tetap fun tanpa merugikan pihak lain.